KAPAL INDUK



1.carrier vessel

Kapal induk (bahasa Inggris: carrier vessel, CV) adalah sebutan untuk kapal perang yang memuat pesawat tempur dalam jumlah besar. Tugasnya adalah memindahkan kekuatan udara kedalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi operasi angkatan laut. Selain itu juga digunakan sebagai pusat komando operasi dan sebagai kekuatan detterence atau memberikan efek gentar pada lawan karena kekuatan udara yang dibawanya dalam satu kapal sama dengan jumlah kekuatan armada angkatan udara kebanyakan negara-negara di dunia.


Sejarah kapal induk

Pesawat-pesawat Jepang diatas kapal induk Shokaku bersiap-siap menyerang Pearl Harbor.Kapal induk pertama kali digunakan oleh Angkatan Laut Inggris, namun sampai menjelang perang dunia kedua negara-negara barat termasuk Amerika Serikat masih enggan menggunakannya sebagai kekuatan Angkatan laut utama. Konsep konvensional armada angkatan laut saat itu didominasi oleh Kapal jelajah berat, Kapal jelajah, Kapal perusak (destroyer) dengan ukuran meriam yang cukup besar hal ini memang disebabkan bahwa kapal induk dipandang cukup rentan dan riskan bila digunakan dalam operasi maritim.

Adalah Angkatan Laut Jepang (Kaigun) yang menggunakan kapal Induk secara efektif pada awal perang dunia II. Akibat perjanjian maritim antara Inggris Amerika dan Jepang serta Perancis dan Jerman disepakati rasio tonase 5:5:3:1,5:1,5 untuk USA, Inggris, Jepang, Perancis dan Jerman membuat jepang mengakalinya dengan membuat kapal induk ukuran sedang tetapi dilengkapi kekuatan udara yang mematikan sekalipun menuai kemarahan dari pihak militer sendiri. Bukti dari rekayasa Jepang adalah serangan atas Pearl Harbour 9 Desember 1941 yang menyadarkan Barat akan fungsi kapal induk yang dapat melakukan serangan mematikan atas instalasi sasaran lawan. Jepang memang memiliki 20 lebih kapal induk saat itu diantaranya adalah : Akagi (merupakan kapal induk terbesar), Zuiho, Zuikaku, Soryu, Hiryu, Chiyoda. Namun dalam perjalanannya selama perang Pasifik, Jepang kehabisan seluruh armadanya. Terlebih-lebih dalam pertempuran di Midway dan Leyte yang merupakan pertempuran laut antar kapal induk.


Negara-negara pengguna kapal induk

Amerika Serikat

Rusia

Perancis

Inggris

China

India

Italia

Spanyol

Brasil

Thailand

Negara-negara yang pernah menggunakan kapal induk

Jepang

Australia

Belanda

Argentina

Jenis-jenis kapal induk

Dari segi propulsi

Dari segi bahan bakar terdapat dua jenis kapal induk yakni:

Kapal Induk Nuklir

Kapal Induk ini menggunakan mesin bertenaga nuklir yang diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai sumber tenaga listrik serta tenaga uapnya digunakan sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat. Untuk Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN contoh kapal induk nuklir adalah USS Ronald Reagan, USS Kitty Hawk, USS Enterprise.

Kapal Induk Konvensional

Kapal induk ini menggunakan mesin bertenaga diesel contohnya adalah 25 de Mayo (Argentina), Giuseppe Garibaldi (Italia), RTN Chakkri Narruebet (Thailand). Untuk Armada Amerika Serikat biasanya digunakan kode CV dan pada saat ini jarang digunakan.

Teknis Peluncuran Pesawat

Kapal Induk Konvensional (CTOL/Conventional Take Off Landing)

Kapal induk jenis ini biasanya berukuran besar karena geladaknya digunakan sebagai tempat pendaratan dan peluncuran pesawat secara convensional (biasa). Dilengkapi dengan catapult untuk meluncurkan pesawat dan kabel arrester (penahan) untuk membantu pendaratan pesawat, karena panjang geladak kapal induk lebih pendek daripada panjang landasan di pangkalan. Selain tempat parkir pesawat selain ruangan yang berarda pada lambung kapal. Kapal Kapal Induk yang digunakan US Navy rata rata adalah kapal induk jenis ini. Contoh : USS Ronald Reagan, USS John F Kennedy. Kiev(Rusia), 25 de Mayo (Argentina), Foch dan Charles de Gaulle (Perancis)

Kapal Induk STOVL (Short Take Off Vertikal Landing)

Kapal induk ini biasanya berukuran sedang/ringan, memiliki Sky Jump yang digunakan untuk meluncurkan pesawat dan pendaratan pesawat dilakukan secara vertikal. Oleh karena itu pesawat pesawat yang digunakan adalah pesawat pesawat tempur jenis khusus semacam AV-8 Harrier (USA) , Harrier II Plus (Inggris), Yak 38 Forger, Yak 141 Freehand (Rusia) ataupun Helikopter. Pada pesawat tempur Rusia biasanya dilengkapi laser untuk memudahkan pendaratan. Hampir kebanyakan negara menggunakan kapal Induk Jenis ini karena memerlukan biaya perawatan dan operasional yang lebih rendah daripada kapal induk jenis CTOL. Contoh dari Kapal Induk Jenis ini adalah: HMS Invincible, HMS Ark Royal (Inggris), Giuseppe Garibaldi (Italia), Prince de Asturias (Spanyol), Viraat, Vikrant (India), Novorossysk (Rusia), Chakri Narruebet (Thailand), USS Tarrawa (USMC.)


Dari segi Fungsional


1. Kapal Induk Armada

2. Kapal Induk Escort
2.USS Nimitz
Ordered: 31 Maret 1967

Mulai Pembuatan: 22 Juni 1968

Peluncuran: 13 Mei 1972

Peresmian: 3 Mei 1975

Kelas: CVN-68

Homeport: NB San Diego, California

Motto: Teamwork, a Tradition

Julukan: “Old Salt”

Pembuat: Newport News Shipbuilding Co., Newport News, Va.

Displacement: Sekitar 97,000 ton (87,996.9 metric tons) full load

Panjang: Keseluruhan: 1,092 ft (333 m), Waterline: 1,040 ft (317 m)

Lebar: Keseluruhan: 252 ft (76.8 m), Waterline: 134 ft (40.8 m)

Draft*: Maximum navigational: 37 ft (11.3 m), Limit: 41 ft (12.5 m)

Propulsion: 2 × Westinghouse A4W nuclear reactors, 4 × steam turbines, 4 × shafts, 260,000 shp (194 MW)

Speed:30+ knots (56+ km/h)

Jarak Tempuh: Tak Terbatas

Complement: Ship’s company: 3,200, Air wing: 2,480

Sensors and processing systems: AN/SPS-48E 3-D air search radar, AN/SPS-49(V)5 2-D air search radar, Mk 23 target acquisition radar, 2 × AN/SPN-46 air traffic control radars, AN/SPN-43B air traffic control radar, AN/SPN-44 landing aid radars, 3 × Mk 91 NSSM guidance systems, 3 × Mk 95 radars

Electronic warfare and decoys: SLQ-32A(V)4 Countermeasures suite, SLQ-25A Nixie torpedo countermeasures

Armament: three Rolling Airframe Missile (RAM) launchers, three Mk 29 NATO Sea Sparrow launchers

Armor: Unknown

Jumlah Pesawat: 90 fixed wing and helicopters

Ketapel: 4

Elevator Pesawat: 4

Draft: Kedalaman air (minimun) yang diperlukan agar kapal dapat mengapung (tidak menyentuh dasar).

USS Nimitz (CVN-68) adalah sebuah supercarrier (kapal induk super) Angkatan Laut, pemimpin di kelasnya. Kapal induk ini adalah terbesar di dunia untuk saat ini. Dia diluncurkan sebagai CVAN-68, tetapi didesain ulang menjadi CVN-68 (nuclear-powered multimission aircraft carrier) pada 30 Juni 1975 sebagai bagian dari penyusunan kembali armada di tahun itu.

Lunas (keel) Nimitz diletakkan pada 22 Juni 1968 Newport News Shipbuilding di Newport News, Virginia, dan diresmikan oleh Presidan Gerald Ford pada 3 Mei. Nama kapal ini berasal dari Admiral Chester W. Nimitz, yang mengkomandoi armada Pasifik pada Perang Dunia II. Kapten Michael Manazir mengkomandoi Nimitz pada 16 Maret 2007.


Ship’s history

Operasi serius pertama yang dilakukan oleh kapal induk ini adalah di tahun 1979 ke Iran, sewaktu Shah Iran yang sekutu dekat AS digulingkan dan merupakan awal masa “Republik Islam Iran” pimpinan Ayatollah Khomeini. Waktu itu masih ada adidaya lain yaitu Uni Soviet sehingga USS Nimitz tentu saja tidak diperintahkan untuk menyerang frontal Iran tetapi untuk melancarkan operasi pembebasan 52 orang Amerika yang disandera di kedutaan besar AS di Tehran yang diberi kode operasi Evening Light yang berakhir tragis dan gagal total karena helikopter yang dipakai untuk membebaskan para sandera mengalami kecelakaan dan jatuh di gurun pasir Iran. Selain itu kapal induk ini juga mempunyai segudang pengalaman lain seperti pada tanggal 19 Agustus 1981, kapal induk ini juga berperan dalam “komfrontasi ringan” dengan Libya di mana pesawat tempur AS menembak jatuh dua pesawat MiG Libya. Misi terbesarnya tentu saja kapal induk ini terlibat dalam dua kali perang teluk yaitu perang teluk pertama yang disebut “Desert Storm” yaitu operasi yang membebaskan Kuwait dari cengkraman Irak di tahun 1991 dan juga perang teluk kedua yang disebut operasi “Iraqi Freedom” yang menggulingkan rezim Saddam Hussein. Namun beberapa kali kapal induk ini juga melakukan misi damai non-militer seperti ikut dalam memeriahkan Olimpiade Seoul 1988 di Korea Selatan yang tentu juga bisa berfungsi sebagai bagian dari pengamanan olimpiade tersebut.

Pada 29 October 1988 Nimitz mulai beroperasi Laut Arab utara, mengikuti Operasi Operation Earnest Will. Pada 30 November 1988, cannon 20mm Nimitz secara tidak sengaja menembaki sebuag Pesawat A-7 Corsair pada saat proses perawatan ketika kapal ini sedang mengikuti operasi di Laut Arab, akibatnya 3 orang meninggal. Pada 25 February 1991, Nimitz berangkat ke Brementon, Washington untuk melepas pasukan di Operasi Desert Storm, dan kembali pada 24 Agustus 1991.

Nimitz berlayar kembali ke Teluk Persia untuk beberapa bulan di 1993, membebaskan USS Kitty Hawk pada saat Operasi Southern Watch. Pada Maret 1996, Nimitz berlayar untuk melakukan patroli perairan Taiwan di antara Test Misil oleh PRC di daerah itu. Nimitz menjadi kapal pertama yang melewati selat Taiwan sejak 1976.

Pada 1 September 1997, Nimitz mulai berlayar keliling dunia dengan tujuan Newport News, untuk melakukan Refueling Complex Overhaul (RCOH) yang berakhir pada 25 Juni 2001. Nimitz kemudian merubah home port-nya ke San Diego, California, sampai di sana pada 13 November 2001.

Selanjutnya ditranslate sendiri ya Tounge.gif :

In January 2002, Nimitz began a four-month Post-Shakedown Availability at Naval Air Station, North Island. She ended her pier-side availability in May 2002 and conducted sea trials, the first step in preparation for her overseas deployment. In mid-April 2003, Nimitz relieved Abraham Lincoln in the Persian Gulf, launching sorties over Iraq in support of Operation Iraqi Freedom. Nimitz returned to San Diego on 5 November 2003 where she underwent regularly scheduled maintenance and repair. After the repairs and maintenance were completed, the ship and her crew conducted sea trials testing.[citation needed] Nimitz set sail on another deployment to the Persian Gulf in May 2005 and returned on 8 November 2005. This deployment is depicted in the documentary series Carrier. Capt. Michael Manazir relieved Capt. Ted N. Branch on 16 March 2007.

Nimitz departed North Island in San Diego on 2 April 2007 at 9:50 a.m. on a six-month deployment in the Arabian Sea, relieving the Norfolk, VA.-based USS Eisenhower. The Nimitz reached Chennai, India on July 2nd 2007 as part of efforts to expand bilateral defense cooperation between India and the United States.[3] Sailors of the nuclear powered aircraft carrier participated in community work in Chennai during its station there. Nimitz left Indian shores on 5 July 2007 along with the USS Pinckney and headed towards the Persian Gulf. Nimitz returned to North Island in San Diego on 30 September 2007.

On 18 January 2008, it was announced that the Nimitz would deploy on 24 January to the Pacific for a surge-deployment.

On the morning of 9 February 2008, controversy was caused when two Russian bombers of the type TU-95 flew directly above USS Nimitz in the Western Pacific. According to the US Department of Defense, one of the two aircraft was said to have flown above the Nimitz at an altitude of 2,000 feet. As a reaction, four F-18s were launched when the bombers were 500 miles away from the U.S. ships, and intercepted the bombers 50 miles south of the Nimitz. Two F/A-18s trailed one bomber, which buzzed the deck of the Nimitz twice, while the other two F/A-18s trailed another TU-95 circling about 50 miles away from the Nimitz. The fighters then proceeded to guide the Russians away from USS Nimitz. Reportedly, there was no radio communication between the American and Russian aircraft.

On the same day, Russian bombers entered Japanese airspace, which caused the Japanese to raise protest at the Russian ambassador in Tokyo. CVN-68/CVW-11 made a port visit to Busan, South Korea on February 28 in conjunction with military exercises Key Resolve/Foal Eagle.

Again, on 5 March 2008, a Russian bomber came within three to five nautical miles and flew 2,000 feet above the USS Nimitz aircraft carrier and its accompanying ships. Two U.S. F/A-18 fighters were launched to intercept the Russian aircraft and escort it out of the area.


Nimitz Carrier Battle Group

USS Nimitz merupakan bagian dari Carrier Strike Group 11 (CSG-11) dengan Carrier Air Wing 11 di atasnya, dengan Nimitz sebagai pimpinannya dan sebagai tempat komandan Destroyer Squadron 23.

Ships of DESRON-23 (Destroyer Squadron):

- USS Chafee (DDG 90)

- USS Higgins (DDG 76)

- USS John Paul Jones (DDG 53)

- USS Pinckney (DDG 91)

- USS Sampson (DDG 102)

Squadrons of CVW-11:

- Strike Fighter Squadron 14 (VFA-14) “Tophatters”

- Strike Fighter Squadron 41 (VFA-41) “Black Aces”

- Strike Fighter Squadron 81 (VFA-81) “Sunliners”

- Marine Fighter Attack Squadron 232 (VMFA-232) “Red Devils”

- Electronic Attack Squadron 135 (VAQ-135) “Black Ravens”

- Carrier Airborne Early Warning Squadron 117 (VAW-117) “Wallbangers”

- Helicopter Antisubmarine Squadron 6 (HS-6) “Indians”

- Fleet Logistics Support Squadron 30 Detachment 4 (VRC 30) “Providers.


3.RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM)

RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM) adalah sebuah infrared homing surface-to-air missile yang kecil dan ringan yang dipakai oleh angkatan laut AS, Jerman, Yunani dan Republik Korea. Senjata ini juga digunakan pada kapal induk. Senjata ini dibuat sebagai senjata “point-defense” untuk melawan misil anti-kapal. Misil ini diberi nama demikian karena selama penerbangannya misil ini berputar pada poros membujurnya untuk menstabilkan alur penerbangannya.

Launcher misil ini (MK-49) mempunyai berat 5,777 ton – 5,8 ton (12.740 lbs atau 6,4 ton) dan memuat 21 misil. Aslinya, sensor senjata ini tidak dapat bekerja secara otomatis untuk menembakkan misil, maka senjata ini harus terintegrasi dengan Combat System kapal, yang mengarahkan launcher ke sasaran. Pada kapal AS, lanuncher ini terintegrasi dengan AN/SWY-2 dan Self Defence System Kapal.

RIM-116 dikembangkan oleh General Dynemics pada Juli 1976, yang merupakan perjanjian Denmark dengan Jerman Barat ( Bisnis misil General Dynamics kemudian dimiliki oleh Hughes Aircraft dan sekarang menjadi bagian dari Raytheon). Denmark akirnya keluar dari program ini, tetapi akhirnya USN bergabung menjadi partner utama. 30 Misil pertama dibuat di FY85 dan dipakai pertama kali pada 14 November 1992 di USS Peleliu (LHA-5). Angkatan Laut AS berencana membeli 1600 RAM dan 115 launcher untuk 74 kapalnya. Sekarang RIM-116 dipakai oleh beberapa kapal perang AS dan Jerman. Selanjutnya, semua kapal perang baru akan dilengkapi dengan RAM, seperti Braunschweig class corvettes baru yang akan akan dilengkapi dengan 2 launcher RAM di setiap kapalnya. Angkatan Laut Yunani telah melengkapi kapal serang cepat Super Vita dengan RAM dan Korea Selatan telah menandatangani kontrak untuk destroyer KDX-2, KDX-3 dan program LPX mereka.


Varian-Varian

Block 0

Dikenal juga dengan RIM-166A di AS, versi original (block 0) dengan dasar desain misil udara-ke-udara AIM-9 Sidewinder, dari misil inilah rocket motor, fuse dan warhead RIM-166A diambil. Misil Blok 0 akan mengarah para radiasi aktif yang dikeluarkan dari target (seperti radar dari misil anti kapal yang datang). Selanjutnya, misil akan bergerak berdasarkan petunjuk dari infrared seeker yang dikembangkan dari FIM-92 Stinger. Pada test, misil ini mempunyai hit rates 95%.

Block 1

Block 1 (RIM-116B) adalah versi lanjutan dari misil RAM yang ditambah dengan sistem pelacak infrared yang mampu melacak/menangkis misil yang tidak mengeluarkan sinyal radar. Radar homing pasif milik Blok 0, telah disempurnakan.

HAS

Di tahun 1998 sebuah memorandum of understanding telah ditandatangani oleh departemen pertahanan Jerman dan AS untuk membangun sistem pertahanan, yang disebut dengan “HAS”, Helicopter, Aircraft and Surface target (Target helikopter, pesawat terbang dan daratan). Setelah dibuat, upgrade HAS hanya membutuhkan modifikasi software yang dapat diaplikasikan untuk semua misil RAM Block 1

SeaRAM

SeaRAM adalah sebuah pelengkap sistem senjata pertahanan diri yang sistem kerjanya berdasarkan Phalanx CIWS, rapid-fire-gun, yang juga dapat menembak penyerang (musuh) dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan. Kedua sistem ini dikembangkan oleh Raytheon Company.

SeaRAM mengkombinasi deretan radar dan sensor milik Phalanx dengan sebuah 11-cell Launcher RAM untuk menghasilkan sistem otonomi, yang tidak memerlukan informasi eksternal apapun untuk mencegah ancaman. Seperti halnya Phalax, seaRAM cocok untuk semua kelas kapal.


Karakteristik Umum (Block 1)

Fungsi Primer: Surface-to-Air Missile

Kontraktor: Raytheon, Diehl BGT Defence

Panjang: 2780 mm

Diameterr: 127 mm

Fin span: 445 mm

Kecepatan: Mach 2.0+

Warhead: 11.3 kg blast fragmentation

Launch Weight: 73.5 kg (162 lb)

Jarak tempuh: 7.5 km

Sistem Navigasi: three modes—passive radio frequency/infrared homing, infrared only, or infrared dual mode enabled (radio frequency and infrared homing)

Harga: $444,000

Date Deployed: 1992


4.Misil RIM-7 Sea Sparrow

Ram Sea Sparrow milik AL AS dan AIM-7 milik AU AS adalah misil udara-ke-udara yang bersistem pelacak radar dengan hulu ledak berkekuatan besar (sangat eksplosif). Mereka berbentuk silindris, mempunyai 4 sirip di bagian tengah tubuhnya dan 4 sirip di bagian ekornya. AL menggunakan versi Sea Sparrow di kapalnya sebagai pertahanan anti-misil permukaan ke udara (surface-to-air antimissile). Misil ini serba guna karena mampu beroperasi di semua kondisi cuaca, ketinggian dan dapat menyerang pesawat dan misil berkinerja tinggi dari semua arah. Misil ini digunakan secara luas oleh angkatan perang AS dan NATO. Misil ini awalnya dikembangkan oleh Sperry dan AL AS, dan versi barunya dikembangkan dan diproduksi Raytheon Co. and General Dynamics.

Sistem Misil Permukaan Seasparrow NATO (NSSMS= NATO SEASPARROW Surface Missile System) MK 57 adalah system senjata misil jarak menengah dan reaksi-cepat yang mempunyai kemampuan untuk menghancurkan pesawat musuh, misil anti-kapal, udara dan permukaan dengan misil permukaan-ke-udara. NSSMS dapat juga digunakan untuk mendeteksi peluncuran misil dengan kemampuan radarnya. NSSMS terdiri dari sebuah Guided Missile Fire Control System (GMFCS) Mk 91 dan sebuah Guided Missile Launching System (GMLS) Mk 29. GMFCS adalah system kontrol penembakan berbasis komputer yang mampu melacak target yang dituju secara otomatis, menghasilkan perintah untuk launcher dan misil dan memberikan perintah otomatis untuk menembak ketika target berada dalam jangkauan. Walaupun sebagian besar operasi NSSMS berada dalam kondisi otomatis atau semiotomatis, GMFCS mengijinkan interfensi dan pembatalan dari operator di setiap saat. GMLS adalah system peluncuran reaksi cepat dan ringan yang menghasilkan kemampuan penyimpanan dan peluncuran hingga 8 misil. GMLS menjawab perintah yang dikeluarkan olah GMFCS, perintah posisi launcher dan misil order. NSSMS menggunakan seri AIM/RIM Sparrow III, surface-to-air/ surface-to-surface semi-active homing-missile.

Versi RIM-7 biasanya disebut sebagai Seasparrow. Misil ini menggunakan energi yang dipantulkan oleh target dan dari referensi bagian belakang RF (dikirimkan dari system pengarah) untuk membangun perintah pergerakan sayap misil untuk menghadang/menembak target.

NSSMS Mk 57 Mod 6 adalah berjarak jangkau medium, system reaksi cepat menggunakan homing missile semi aktif. Versi NSSMS ini adalah desain yang direstrukturisasi memanfaatkan Reflected Memory Local Area Network kabel fiber optic. NSSMS Mod 6 terdiri dari sebuah Tracking Illuminator System (TIS) Mk 9 Mod 0 dan Guided Missile Launching System (GMLS) Mk 29 Mod 2. TIS adalah system control penembakan berbasis komputer yang menghasilkan pelacakan otomatis terhadap target yang dituju, , menghasilkan perintah untuk lancher dan misil dan memberikan perintah otomatis untuk menembak ketika target berada dalam jangkauan.

Walaupun sebagian besar operasi NSSMS berada dalam kondisi otomatis atau semiotomatis, GMFCS mengijinkan interfensi dan pembatalan dari operator di setiap saat. GMLS adalah system peluncuran reaksi cepat dan ringan yang menghasilkan kemampuan penyimpanan dan peluncuran hingga 8 misil. GMLS menjawab perintah yang dikeluarkan olah TIS, perintah posisi launcher dan misil order. NSSMS Mod 6 menggunakan misil SeaSparrow yang sudah dikembangkan (ESSM= Evolved SeaSparrow Missile) atau RIM-7M/P/R, yang merupakan misil yang berpercepatan tinggi dan cerdas dengan radar homing semi-aktif.

Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM) adalah misil berjarak jangkau dekat yang bertujuan untuk melindungi kapal permukaan. ESSM diharapkan telah tersedia untuk armada perang pada tahun 2002. ESSM akan membuat setiap kapal mempunyai kemampuan untuk menangkal bermacam-macam misil anti-kapal dan pesawat terbang untuk mendukung pertahanan diri. ESSM akan lebih mampu untuk melawan misil yang susah dilacak dan mempunyai menuverabilitas tinggi, mempunyai jarak jelajah lebih luas, dan dapat membuat koreksi arah sasaran melalui radar dan midcourse uplinks. ESSM adalah usaha bersama beberapa bangsa yang tergabung dalam NATO. Usaha terkoordinasi ini membuat seluruh negara NATO untuk memiliki kemampuan pertahanan diri yang sama dan pada saat yang sama, mengurangi biaya untuk setiap negara yang tergabung dengan mengembangkan dan melakukan ujicoba system baru.

Pada kapal Aegis, ESSM akan diluncurkan dari MK 41, Sistem Peluncuran Vertikal, membutuhkan sebuah sistem kontrol vektor daya tolak (thrust vector control system) pada roket ESSM. Pada kapal non-Aegis (aircraft carriers, amphibious assault ships, other surface combatants), misil ini akan ditembakkan dari sistem peluncuran yang berbeda. ESSM menggunakan forebody dengan diameter 8inch yang termasuk di dalamnya sebuah seksi pengarah (guidance section) dari “in-service RIM-7P SeaSparrow. Seksi pengarah yang termasuk di dalamnya sebuah antena randome-protected untuk homing semiaktif, terpasang pada seksi hulu ledak baru. Forebody terpasang pada sebuah motor roket berdiameter 10 inch yang menghasilkan daya tolak lebih tinggi untuk durasi yang lebih lama daripada misil SeaSparrow pendahulunya. ESSM akan menggunakan steering “skid-to-turn” (tail control) yang mana untuk SeaSparrow sebelumnya menggunakan wing-control. ESSM akan mempertahankan kemampuan misil RIM-7P tetapi juga akan mempunyai kemampuan melawan misil anti-kapal yang bermanuver. ESSM sedang dikembangkan sebagai usaha kooperatif multinasional dengan beberapa aliansi negara.

Software RIM-7P baru menonjolkan algoritma pengarah tingkat lanjut yang membuat SeaSparrow mampu untuk mengkonter seluruh (sebagian besar) ancaman hebat. Mode Improved Low Altitude Guidance (LAG) yang dimiliki misil membuat RIM-7P menjadi special, efektif melawan ancaman dengan altitude sangat rendah. Sebagai tambahan, misil ini telah terbukti sangat efektif dalam tekanan lingkungan penyerangan elektronik.

Sebuah unit Jet Vane Control (JVC) memungkinkan RIM-7P diluncurkan secara vertical. Uit JVC memutar misil secara cepat setelah membersihkan (menghancurkan) superstruktur yang dimiliki kapal, membatalkan percepatan naik inisial misil, dan mengkontrol transisi ke jalur intersepsi inisial. Segera setelah pencari (seeker) memperoleh targetnya, JVC meringankan beban pesawat (jettisoned). Kemampuan peluncuran vertikal menghasilkan reaksi-cepat, pertahanan 360-derajat dan mengurangi trainable firing restrictions dan waktu yang dibutuhkan.

Spesifikasi:

- Fungsi Primer: Air-to-air and surface-to-air radar-guided missile

- Pembuat: Raytheon Co. and General Dynamics

- Tenaga Dorong: Hercules MK-58 solid-propellant rocket motor

- Kecepatan: 2.660 m/jam (4.256 km/jam)

- Jarak Jangkau: lebih dari 30 Mil Nautikal (sekitar 55 km), jarak minimal: 1600


yard

- Jarak Penguncian Target: 50 Mil Nautikal

- Panjang: 12 kaki (3,64 m)

- Diameter: 8 inch (20,3 cm)

- Sayap: 1 m

- Hulu ledak: Annular blast fragmentation warhead, 90 pounds (40.5 kg); Proximity fuzed, continuous expanding rod, with a 27 ft. kill radius

- Sistem kontrol penembakan: MK 91

- Platform Peluncuran: MK 29 Mod 1.
5.Sistem Propulsi A4W reactor
A4W reactor adalah reaktor nuklir untuk kapal yang digunakan oleh AL AS untuk menghasilkan listrik dan propulsi untuk kapal perang. Nama A4W singkatan dari:

A = Aircraft carrier platform

4 = Fourth generation core designed by the contractor

W = Westinghouse was the contracted designer

Kapal yang menggunakan jenis reaktor ini hanyalah supercarrier (kapal induk super) sekelas Nimitz, yang beroperasi dengan sepasang reaktor ini di setiap jenis kapal ini. Raktor ini di desain dan dibuat oleh Westinghouse. Generator uap untuk setiap reaktor sekelas Nimitz dapat menghasilkan 140.000 tenaga kuda (104 Mwe). Inti reaktor ini diharapkan dapat bertahan selama 23 tahun.

Desain

Reaktor ini adalah sebuah nuclear fission pressurized water reactor (PWR). Westinghouse Electric Corporation telah diberi hak untuk membuat reaktor ini. Reaktor ini secara bersama-sama didesain oleh Bettis Atomic Power Laboratory and Knolls Atomic Power Laboratory.


SUMBER : PELAYARAN.NET
Lebih baru Lebih lama